Jumat, 03 September 2021

Tugas Akhir Etika

  Pemanfaatan Information and Communication Technology (ICT) yang cerdas, beretika dan berbudiluhur dalam bidang Pendidikan

 

Dalam Era digital sekarang ICT dalam bahasa Indonesia adalah teknologi informasi dan komunikasi memiliki peran penting dalam bidang IT berbagai sektor. Seperti bidang industri dan bisnis yang sangat membutuhkan ICT untuk menunjang berjalannya kegiatannya. Dengan adanya ICT dapat meringankan bukan hanya dari sisi administrasi saja, namun dapat meringankan dalam arsip data,  pengolahan data, sampai reporting.

Tak hanya bidang industri atau bisnis saja, ICT memiliki peran yang cukup vital dalam perkembangan dunia pendidikan. Peran ICT dalam pendidikan sangat besar dari segi manfaat dan kelebihan yang dimiliki. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, pendidikan bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Salah satu perhatian pendidikan yang menjadi perioritas untuk ditingkatkan adalah kualitas pendidikan, khususnya kualitas pembelajaran. Upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tersebut adalah dengan mengembangkan pembelajaran yang berorientasi pada pembelajar.

Pembelajaran yang berorientasi pada pembelajar dapat dilakukan dengan membangun sistem pembelajaran dimana sistem ini memungkinkan pembelajar untuk mempunyai kemampuan belajar lebih menarik, interaktif, dan bervariasi (Munir, 2017). Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, upaya peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilakukan melalui pemanfaatan teknologi tersebut dalam suatu sistem yang dikenal dengan pembelajaran digital.

Digital learning atau pembelajaran digital berkembang sebagai upaya dalam mewujudkan sistem pendidikan terpadu dengan membangun konektivitas antar komponen dalam bidang pendidikan sehingga pendidikan akan lebih fleksibel dan dinamis. Pembelajaran digital memberi kontribusi secara kuantitas terhadap interaksi belajar mengajar (Shearer, 2003). Dahulu, sebagian besar pembelajaran dilaksanakan dengan tatap muka langsung (pembelajaran konvensional) dengan pembelajar. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan teknologi, informasi, komunikasi yang semakin pesat dan canggih trend juga berubah. Ruang lingkup kompetensi bagi seorang pendidik dalam pembelajaran digital meliputi perencanaan serta pengorganisasian pembelajaran, keterampilan penyajian baik verbal maupun non verbal, team work, keahlian dalam penguasaan materi pembelajaran, melibatkan pembelajar dalam pembelajaran serta koordinasi aktivitas lainnya, pengetahuan tentang teori belajar, pengetahuan tentang pembelajaran digital, pengetahuan tentang perencanaan pembelajaran, dan penguasaan media pembelajaran.

Salah satu pengaplikasian pembelajaran digital pada abad ke-21 saat ini adalah melalui pembelajaran berbasis mobile (mobile learning). Mobile learning disebut juga M-learning, didefinisikan sebagai pembelajaran yang disampaikan (didukung) teknologi mobile (Traxler, 2007). Berdasarkan kondisi di lapangan bahwa generasi Milenial fasih teknologi, tech-savvy, web-savvy, appfriendly generation mereka disebut sebagai generasi digital yang gandrung akan teknologi infromasi. Sejak kecil mereka sudah mengenal teknologi dan dekat dengan gawai canggih yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap kepribadian mereka. Maka penerapan mobile learning dalam pembelajaran akan sangat menarik minat pembelajar dalam belajar mengingat mereka sangat terikat dengan gawai.

Menurut UNESCO pada tahun 2013 lalu, ada beberapa manfaat atau kegunaan ICT di bidang pendidikan yang sangat penting antara lain:

  1. Bisa meningkatkan kesetaraan pendidikan
  2. Memudahkan dan memberikan akses luas terhadap pendidikan.
  3. Bisa meningkatkan efektifitas dan efisiensi manajemen, pengelolaan dan administrasi lembaga pendidikan.
  4. Bisa meningkatkan profesionalisme pengajar di bidang pendidikan.
  5. Meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran antara guru dan murid

 

 

Kelebihan dan Kekurangan ICT dalam dunia pendidikan

ICT memang menawarkan kelebihan dan manfaat yang sangat besar dalam mendukung sistem pembelajaran lebih bermutu. Para siswa bisa mengakses semua ilmu pengetahuan atau wawasan materi yang diberikan lewat perangkat teknologi yang terkini.

Menggunakan kecanggihan teknologi, guru bisa mengajarkan gambar atau video yang mendukung materi sehingga pemahaman siswa bisa lebih meningkat dibandingkan dengan tata ajar biasa.

Selain itu, manfaat ICT memberikan kelebihan dari segi penilaian kemampuan siswa. Para pengajar bisa melihat kemampuan peserta didik lewat ujian berbasis komputer. Setidaknya ujian dengan metode komputerisasi bisa memberikan hasil ujian yang semestinya. Risiko siswa menyontek untuk mendapatkan nilai tinggi bisa ditekan sebaik mungkin. Standar pendidikan bisa lebih meningkat dengan keberadaan peran ICT ini

            Sebagai perancang Digital learning harus memiliki etika untuk merancang sebuah system sesuai dengan fungsi dan kebutuhan. Tidak boleh ada kepentingan di luar fungsi dan kebutuhan. Contohnya kita sengaja membuat system digital learning yang memiliki celah untuk siswa berbuat curang dan tidak semestinya. Namun justru kita membuat system yang menutup celah siswa bisa lekaukan tindakan kecurangan seperti bisa menyontek sampai mendapatkan bocoran jawaban.

 

Kemudahan Digital Learning di masa Pandemi

Sejak awal tahun 2020 sampai sekarang dunia dilanda krises kesehatan yaitu pandemic covid-19 yang berakibat pada pembatasan kegiatan yang berkerumun. Salah satu yang berdampak adalah dunia pendidikan. Kegiatan belajar mengajar harus di laksanakan tanpa tatap muka, sehingga harus menggunakan media perantara online.

Dengan adanya digital learning ini memudahkan tenaga pengajar dan siswa dalam melangsungkan pembelajaran online.

            Sebagai user yang menggunakan digital learning harus mempunyai etika dalam proses pembelajaran, dapat di jabarkan sebagai berikut :

Etika sebagai Admin

            Admin adalah seorang IT yang mengelolah digital learning sehingga dapat di gunakan oleh guru dan siswa. Ruang lingkup pengelolahannya dari data yang di input sampai hasil pembelajaran siswa. Seorang admin harus memiliki etika bahwa data guru dan mahasiswa adalah data rahasia atau confidensial. Sehingga sebagai admin harus menjaga dan memelihara data sebaik mungkin. Dan juga modul pembelajaran tidak di sebar luaskan karena dapat di salah gunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Etika sebagai Guru

            Guru merupakan pengajar yang membawakan materi pada digital learning. Seorang guru yang mengajar melalui digital learning harus memiliki etika dalam membawakan materi atau memberikan materi harus yang jelas. Sehingga pada siswa dapat memahami apa yang di maksud oleh guru.

Etika sebagai Siswa

Siswa adalah user utama dalam proses belajar online menggunakan digital learning. Seorang siswa juga harus memiliki etika dalam proses belajar online. Adapun etika seorang siswa yaitu harus jujur dalam proses pembelajaran menggunakan digital learning. Dalam arti jujur adalah dapat mengikuti proses pembelajaran dengan diri sendiri tidak di wakilkan. Dalam ujian mengerjakan ujian dengan kemampuan sendiri tidak di wakilkan dan tidak merusak system dengan mencari celah untuk kepentingan nilai.


 

 

Munir. 2017. Pembelajaran Digital. Bandung: Penerbit Alfabeta

Mega Setyawati, Mobile Learning Sebagai Media Pembelajaran Era Pendidikan Abad-21

Traxler, J. 2007. Defining, Discussing, and Evaluating Mobile Learning

Andy Nugroho, apa-itu-ict-inilah-peran-penting-ict-dalam-dunia-pendidikan

 

 Tugas Akhir Etika 

Erno Kurniawan Dewantara (2111600413)